Jumat, 14 November 2014

Sejarah Masjid Baitul Mu'minin dan awal mula Madrasah Dinul Islam Pacul Barat Kab. Tegal






       




          Masjid Baitul Mu’minin Pacul Barat merupakan masjid tertua dan pertama di Desa Pacul, didirikan oleh Kh. Bajuri bin Kh. Asnawi . beliau adalah ulama pertama  yang datang ke  desa pacul dan mengajarkan agama islam , dimana pada saat itu  kampung penuh dengan ilalang dan hanya beberapa  penduduk yang tinggal di kampung itu .

Lokasinya sekitar 300 M selatan Balai Desa Pacul dan masuk wilayah Kecamatan Talang  kabupaten Tegal.

          Tak ada yang tahu presis kapan pertama kali  masjid baitul mu'minin ini di bangun ,dari yang tertulis di kontruksi kayu tertera tahun 1925, mungkin setelah mengalami pemugaran karena sebelumnya masjid ini konon  hanya bangunan kecil yang  di buat oleh Kh. Bajuri di atas tanahnya sendiri dari anyaman bambu ( gribig )  dan atapnya di buat dari anyaman daun alang alang  sebagai tempat untuk sholat berjamaah. 

Demi suatu kebutuhan tempat peribadatan yang nyaman kemudian Kh. Bajuri di bantu dengan penduduk bahu membahu memugar masjid ini dengan bangunan yang permanen .

Setelah banguna masjid selesai kemudian di buat bangunan kecil di depan masjid yang mana di gunakan untuk mengaji atau mengajar agama pada para penduduk .

Beliau bercita - cita kelak bangunan itu akan di gunakan sebagai  madrasah  tempat pendidikan agama untuk anak anak

Sampai beliau wafat dan di gantikan putranya Kh. Alimudin madrasah itu belum di fungsikan sebagai mana cita cita beliau , bangunan itu masih di gunakan sebagai tempat belajar mengaji untuk  anak anak dan sebagai gurunya adalah Kyai. Syamsudin beliau juga keturunan Kh. Bajuri.

Pada saat itu santrinya bukan dari desa pacul saja tapi banyak yang datang dari desa lain.


                          Kh. Alimudin bin Kh. Bajuri


Bangunan madrasah saat itu 
Yang di gunakan untuk belajar ngaji
 


Photo di atas adalah halaman masjid dan di dalam masjid saat kegiatan isro mi'roj tahun 1982.     

                                     
            Pada masa itu Kh. Alimudin menambahkan bangunan disebelah utara masjid ,yaitu sebuah bangunan bertingkat menggunakan papan kayu dan di bawahnya digunakan untuk memotong kambing ketika  idul adha.
Di bagian kanan kiri jalan yang menuju masjid dibuat ornamen ornament yang berbentuk segitiga berjejer rapi sampai kejalan raya . 
Setelah Kh. Alimudin wafat di teruskan oleh Kyai. Satibi dan Ustadz Fudolah untuk memimpin jamaah masjid itu.
Pada masa ini masjid kembali di pugar total  dari depan hingga belakang untuk memperluas bangunan guna menampung banyak jamaah.










Tegal dan Peristiwa Tiga Daerah

                                Peristiwa Tiga Daerah             Peristiwa yang dikenal dengan nama “Peristiwa Tiga Daerah” merupakan...