Masjid Baitul Mu’minin Pacul
Barat merupakan masjid tertua dan pertama di Desa Pacul, didirikan oleh Kh.
Bajuri bin Kh. Asnawi . beliau adalah ulama pertama yang datang ke desa pacul dan mengajarkan agama islam , dimana pada saat itu kampung penuh dengan ilalang dan hanya beberapa penduduk yang tinggal di kampung itu .
Lokasinya sekitar 300 M selatan Balai Desa Pacul dan masuk wilayah Kecamatan Talang kabupaten Tegal.
Tak ada yang tahu presis kapan pertama kali masjid baitul mu'minin ini di bangun ,dari yang tertulis di kontruksi kayu tertera tahun 1925, mungkin setelah mengalami pemugaran karena sebelumnya masjid ini konon hanya bangunan kecil yang di buat oleh Kh. Bajuri di atas tanahnya sendiri dari anyaman bambu ( gribig ) dan atapnya di buat dari anyaman daun alang alang sebagai tempat untuk sholat berjamaah.
Demi suatu kebutuhan tempat peribadatan yang nyaman kemudian Kh. Bajuri di bantu dengan penduduk bahu membahu memugar masjid ini dengan bangunan yang permanen .
Setelah banguna masjid selesai kemudian di buat bangunan kecil di depan masjid yang mana di gunakan untuk mengaji atau mengajar agama pada para penduduk .
Beliau bercita - cita kelak bangunan itu akan di gunakan sebagai madrasah tempat pendidikan agama untuk anak anak
Sampai beliau wafat dan di gantikan putranya Kh. Alimudin madrasah itu belum di fungsikan sebagai mana cita cita beliau , bangunan itu masih di gunakan sebagai tempat belajar mengaji untuk anak anak dan sebagai gurunya adalah Kyai. Syamsudin beliau juga keturunan Kh. Bajuri.
Pada saat itu santrinya bukan dari desa pacul saja tapi banyak yang datang dari desa lain.
Photo di atas adalah halaman masjid dan di dalam masjid saat kegiatan isro mi'roj tahun 1982.
Pada masa itu Kh. Alimudin menambahkan bangunan disebelah utara masjid ,yaitu sebuah bangunan bertingkat menggunakan papan kayu dan di bawahnya
digunakan untuk memotong kambing ketika idul
adha.
Di bagian kanan kiri jalan yang menuju masjid dibuat ornamen ornament yang berbentuk segitiga berjejer rapi sampai kejalan raya .
Di bagian kanan kiri jalan yang menuju masjid dibuat ornamen ornament yang berbentuk segitiga berjejer rapi sampai kejalan raya .
Setelah Kh. Alimudin wafat di teruskan oleh Kyai. Satibi dan Ustadz Fudolah untuk memimpin jamaah masjid itu.
Pada masa ini masjid kembali di pugar total dari depan hingga belakang untuk memperluas bangunan guna menampung banyak jamaah.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapusLah kie keren sejarah pendahuluku
BalasHapus