Peristiwa Tiga Daerah
Peristiwa yang
dikenal dengan nama “Peristiwa Tiga Daerah” merupakan gambaran masyarakat
pedesaan yang menetang ketidak adilan oleh Kepala Desa , Camat, Wedana, Bupati
dan Pejabat lain dan membalas tindakan – tindakan mereka di masa Pendudukan
Blanda maupun Jepang .
Pada tanggal 8
Oktober 1945 ketika Tegal belum di pecah menjadi dua insiden pertama revolusi
sosial di Tiga Daerah meledak tatkala seorang kepala desa dipermalukan dan
dipecat jabatannya disebuah kecamatan di Tegal Selatan .Dalam waktu seminggu
revulusi sosial sudah melanda kawasan Tiga Daerah .Seorang Wedana dan 2 orang
Camat terbunuh, juga sejumlah kepala desa, pejabat dan polisi ikut jatuh jadi
korban.
Pada tanggal 19
oktober 1945 di Pemalang para pemimpin revulusioner setempat mengamankan bupati
bersama-sama elit birokrasi lainnya ke penjara yang aman takala masa menyerbu
rumah mereka guna mendapatkan para pejabat korup.
Pada tanggal 4
November terjadi demonstrasi besar-besaran yang dilakukan Angkatan Muda
Republik Indonesia (AMRI) mereka mengincar korban yaitu para birokrat. Masa
juga menduduki menduduki kantor kabupaten
dan mengobrak abrik isinya. Para pejabat dan walikotanya mencari
perlindungan di penjara.
Di Brebes pembrontakan kaum revulusioner
dimulai di ibukota kabupaten dan tertuju pada orong- orang Cina dan indo Eropa.
Orang – orang indo Eropa ini menjadi korban disekitar pabrik gula kabupaten
tersebut.
Tiga tokoh elit
birokrasi terpenting dibrebes yakni ,bupati, patih, wedana diculik oleh para
pemimpin Komite Nasional dari Tegal. Mereka diangkut ke Tegal dan ditawan disana
selama dua bulan.
Pada
pertengahan bulan oktober lebih dari seratus orang indo Eropa , Ambon, dan
Mandado dibunuh di Tegal dan Brebes karena mereka dianggap pro Blanda atau
menghianati revolusi nasional.
Pada saat itu
masyarakat tegal mendaulat KH Abu Sujai seorang kyai kharismatik dari dari Desa
Pacul untuk menjadi Bupati . Yang kemudian dikenal dengan nama Bupati Kutil.
Pada bulan
oktober 1946 Pemerintahan tegal yang dikuasai oleh Kutil dihancurkan oleh BKR
(Badan Keaman Rakyat) dari Pekalongan. Dan para tokoh Kutil di Tawan.
Setelah
peristiwa itu ,maka Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk yang kemudian
menjelma menjadi Tentara Republik Indonesia.